Dampak
Ekonomi Pembangunan Infrastruktur MRT di DKI Jakarta
MRT adalah singkatan dari Mass Rapid
Transit yang secara harafiah berarti angkutan yang dapat mengangkut penumpang
dalam jumlah besar secara cepat. Beberapa bentuk dari MRT antara
lain:
• Berdasarkan jenis fisik : BRT (Bus Rapid Transit), Light Rail Transit (LRT) yaitu kereta api rel listrik, yang dioperasikan menggunakan kereta (gerbong) pendek seperti monorel dan Heavy Rail Transit yang memiliki kapasitas besar seperti kereta Jabodetabek yang ada saat ini
• Berdasarkan Area Pelayanan : Metro yaitu heavy rail transit dalam kota dan Commuter Rail yang merupakan jenis MRT untuk mengangkut penumpang dari daerah pinggir kota ke dalam kota dan mengantarkannya kembali ke daerah penyangga (sub-urban).
Jenis yang akan dibangun oleh PT MRT Jakarta adalah MRT berbasis rel jenis Heavy Rail Transit.
• Berdasarkan jenis fisik : BRT (Bus Rapid Transit), Light Rail Transit (LRT) yaitu kereta api rel listrik, yang dioperasikan menggunakan kereta (gerbong) pendek seperti monorel dan Heavy Rail Transit yang memiliki kapasitas besar seperti kereta Jabodetabek yang ada saat ini
• Berdasarkan Area Pelayanan : Metro yaitu heavy rail transit dalam kota dan Commuter Rail yang merupakan jenis MRT untuk mengangkut penumpang dari daerah pinggir kota ke dalam kota dan mengantarkannya kembali ke daerah penyangga (sub-urban).
Jenis yang akan dibangun oleh PT MRT Jakarta adalah MRT berbasis rel jenis Heavy Rail Transit.
Manfaat langsung dioperasikannya sistem MRT
ini adalah mampu mengurangi kepadatan kendaraan di jalan karena dengan adanya
MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi
ke transportasi massal.
Selain itu, MRT juga
memberikan kontribusi dalam meningkatan kapasitas transportasi publik.
Kapasitas angkut MRT (Lebak Bulus ke Bundaran HI) diharapkan mencapai sekitar
412 ribu penumpang per hari (tahun ketiga operasi dengan TOD dan TDM).
Pembangunan MRT Jakarta juga diharapkan mampu memberi
dampak positif lainnya bagi Jakarta dan warganya antara lain:
• Penciptaan lapangan kerja: selama periode konstruksi, proyek MRT Jakarta diharapkan dapat menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru.
• Penurunan waktu tempuh & meningkatkan mobilitas: Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit, sedangkan dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52.5 menit. Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas warga Jakarta. Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.
• Dampak lingkungan : 0.7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan dikurangi oleh MRT (Data Revised Implementation Program for Jakarta MRT System 2005).
Mengapa saya pribadi sangat optimis terhadap MRT ini untuk Jakarta? Karena MRT sudah tentu adalah sebuah sarana transportasi berkualitas baik dari segi fisik maupun dampak keyamanannya. Angkutan yang akan menampung penumpang dalam kapasitas banyak ini mudah-mudahan bisa membuat pengendara kendaraan pribadi baik mobil atau motor untuk beralih ke MRT kelak.
• Penciptaan lapangan kerja: selama periode konstruksi, proyek MRT Jakarta diharapkan dapat menciptakan sekitar 48.000 pekerjaan baru.
• Penurunan waktu tempuh & meningkatkan mobilitas: Waktu tempuh antara Lebak Bulus sampai Bundaran HI diharapkan turun dari 1-2 jam pada jam-jam sibuk menjadi 30 menit, sedangkan dari Lebak Bulus sampai Kampung Bandan target waktu tempuh sekitar 52.5 menit. Penurunan waktu tempuh ini akan meningkatkan mobilitas warga Jakarta. Meningkatnya mobilitas warga kota ini memberikan dampak kepada peningkatan dan pertumbuhan ekonomi kota, dan meningkatkan kualitas hidup warga kota.
• Dampak lingkungan : 0.7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan dikurangi oleh MRT (Data Revised Implementation Program for Jakarta MRT System 2005).
Mengapa saya pribadi sangat optimis terhadap MRT ini untuk Jakarta? Karena MRT sudah tentu adalah sebuah sarana transportasi berkualitas baik dari segi fisik maupun dampak keyamanannya. Angkutan yang akan menampung penumpang dalam kapasitas banyak ini mudah-mudahan bisa membuat pengendara kendaraan pribadi baik mobil atau motor untuk beralih ke MRT kelak.
Dengan demikian kemacetan jalan raya yang ditimbulkan
kendaraan mobil dan motor pribadi bisa di minimalisir. Kerugian ekonomi yang
ditimbulkan karena kemacetan sebelumnya seperti dampak meningkatnya pemakaian
bensin, pembayaran toll, tri in one dan waktu yang terbuang percuma
karena lama dijalan akan bisa teratasi.
Selain itu,
dapat membuat peremajaan kota. Tingkat polusi dari asap kendaraan bermotor
serta debu akan mulai berkurang sehingga masyarakat Jakarta dapat leluasa
menghirup udara tanpa khawatir lagi terkena penyakit yang ditimbulkan dari
polusi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar